Covid-19 Gelombang Kedua, Siapkah Kita?

Belakangan ini, kita dikejutkan dengan kondisi kasus Covid-19 yang kembali melonjak tinggi dengan rekor 34.379 pada tanggal 7 Juli kemarin. dr.Hanny Dewajanti, dokter IGD dari RSUD Cengkareng menyatakan bahwa dalam sehari terdapat lebih dari 50 pasien dan banyak pasien yang datang ke IGD sudah dalam kondisi sesak berat. Lonjakan kasus tersebut disebabkan oleh adanya varian virus corona yang terbaru bernama Delta B.1.617.2 (penamaan dari WHO). Varian Delta ini cukup menarik perhatian dunia karena kemampuan menularnya yang 30-40% lebih tinggi dibanding berbagai varian lainnya. Penelitian menyatakan, protein pada permukaan virus corona varian Delta lebih mudah menyatu dengan sel manusia sehingga menyebabkan varian Delta ini lebih mudah mengalahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Selain penularannya, tingkat keparahan dari varian ini juga terbilang lebih tinggi dibanding varian lainnya. Berikut fakta-fakta mengenai gelombang kedua pandemi ini :

 

Pasokan oksigen

 

Dilansir oleh BBC, pasokan oksigen di rumah sakit dan pasaran sedang dalam status kritis seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Siti Wahyuningsih mengatakan dirinya terus merasa khawatir karena stok oksigen di rumah sakit kekurangan meskipun belum terdapat laporan rumah sakit yang kehabisan oksigen. Hal serupa terjadi di rumah sakit di D.I.Yogyakarta. Kebutuhan oksigen yang mencapai 50 ton per hari ini masih belum tercukupi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie menjelaskan bahwa kendala utama dalam upaya memenuhi pasokan oksigen ini adalah tidak adanya produksi oksigen atau filling station yang cukup besar.

 

Rumah Sakit Tumbang

 

Data laporan kasus menunjukkan, bahwa pasien Covid-19 dengan varian Delta lebih membutuhkan perawatan rumah sakit dibanding pasien Covid-19 dengan varian lain. Banyak rumah sakit bahkan mencoba untuk terus menambah bed, mencoba menampung pasien-pasien di lorong, dan terus menambah fasilitas yang ada, tetapi tentu saja dengan sumber daya dan tenaga medis yang terbatas tetap banyak pasien yang tidak tertampung. Beberapa rumah sakit harus menutup pintu bagi pasien baru karena lonjakan kasus ini. Kekosongan ini, menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra disebabkan kurangnya antisipasi atas peningkatan kasus Covid-19. Dari awal Juli hingga tanggal 6 kemarin, terdapat sekitar 324 orang meninggal dunia karena terpaksa melakukan isolasi mandiri. Banyak pasien yang meninggal ketika sudah sampai IGD dan belum sampai dirawat. Pasien-pasien ini sudah mencari banyak rumah sakit dan akhirnya begitu sampai IGD kondisi mereka sudah tidak stabil.

 

Pasien lebih variatif

 

Menurut dr. Hanny Dewajanti, kasus-kasus Covid-19 sebelumnya yang ia temukan lebih banyak pada usia-usia rentan seperti di atas 50 tahun atau  dengan komorbid seperti kencing manis, darah tinggi, dll. Tetapi, pada gelombang kedua Covid-19 ini pasien jauh lebih variatif. Usia muda dan bahkan anak-anak mudah tertular.

Puji Astuti Sp.P, ketua Satgas RSUD Cengkareng juga mengatakan hal yang sama. Menurut penjelasannya, kasus-kasus terdahulu lebih banyak terjadi pada pasien usia 60 tahun keatas atau 50 tahun keatas dengan komorbid. Tetapi saat ini kasus-kasus berat yang ia tangani banyak juga terjadi pada pasien berusia 30-50 tahun, beberapa bahkan pada anak-anak.

Peningkatan kasus Covid-19 ini juga disebabkan oleh kelalaian masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Psikolog Sosial UGM, Prof. Faturochman, mengatakan bahwa kesadaran masyarakat untuk menaati protokol kesehatan masih rendah karena masyarakat tidak merasakan manfaatnya secara langsung. Oleh karena itu, mari kita jaga diri sendiri dan sesama dengan tetap berada di rumah atau taati protokol kesehatan jika dirasa perlu untuk keluar rumah.

 

We are in this together – and we will get through this, together” (Antonio Guterres, Sekretaris Umum PBB)

 

 

 

 

REFERENSI

5 Fakta Krisis Oksigen di RS Dr. Sardjito Yogyakarta, 33 Pasien Meninggal Dunia: Kabar24. Bisnis.com. (2021, July 5). https://kabar24.bisnis.com/read/20210705/15/1413825/5-fakta-krisis-oksigen-di-rs-dr-sardjito-yogyakarta-33-pasien-meninggal-dunia.

BBC. (2021, Juli 7). Indonesia. Retrieved from bbc: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-57717843

Azizah, K. N. (2021, Juli 8). Cetak Rekor, Kasus COVID-19 Harian Indonesia Tertinggi ke-3 di Dunia. detikHealth. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5635299/cetak-rekor-kasus-covid-19-harian-indonesia-tertinggi-ke-3-di-dunia.

Ika, O. (2020, Juli 14). Guru Besar UGM Nilai Perlu Ada Formula Efektif Pelaksanaan Protokol Kesehatan. Universitas Gadjah Mada. https://www.ugm.ac.id/id/berita/19728-guru-besar-ugm-nilai-perlu-ada-formula-efektif-pelaksanaan-protokol-kesehatan.

Mediatama, G. (2021, July 5). Mengenal varian baru virus corona: Alpha, Beta, dan Delta yang sangat menular. PT. Kontan Grahanusa Mediatama. https://caritahu.kontan.co.id/news/mengenal-varian-baru-virus-corona-alpha-beta-dan-delta-yang-sangat-menular.

Mediatama, G. (2021, June 29). 10 Gejala terinfeksi Covid-19 varian Delta, termasuk pada anak. PT. Kontan Grahanusa Mediatama. https://kesehatan.kontan.co.id/news/10-gejala-terinfeksi-covid-19-varian-delta-termasuk-pada-anak?page=all.

Mengenal COVID-19 Varian Delta. Alodokter. (2021, July 12). https://www.alodokter.com/mengenal-covid-19-varian-delta.

Narasi. (2021, Juli 8). Rumah Sakit Kolaps: Ini Nyata, Bukti Sudah Bicara, Masih Tak Percaya (Part 1) | Mata Najwa. Retrieved from Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=O-l0mu4OwU0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.