Informasi tentang Vaksin di Indonesia yang Harus Kamu Tahu!
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin COVID-19 pada tanggal 13 Januari 2021 lalu dan semenjak itu vaksin mulai diberikan kepada masyarakat sesuai dengan prioritas pada program vaksinasi pertama ini (CNN Indonesia, 2021). Program tanya jawab covid.go.id (n.d.) menyatakan, “Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu”, sedangkan vaksinasi adalah program pemberian vaksin tersebut. Lalu, di bawah ini akan kita bahas lebih lanjut beberapa hal mengenai vaksin yang penting diketahui masyarakat.
Apa saja vaksin yang sudah dipakai untuk masyarakat Indonesia?
- Sinovac
Sinovac merupakan vaksin pertama yang diberikan dan dipakai untuk masyarakat Indonesia. Sinovac adalah vaksin yang tidak aktif terhadap penyakit COVID-19 yang merangsang kekebalan tubuh sistem tanpa resiko menyebabkan penyakit. Setelah vaksin yang tidak aktif disajikan sistem kekebalan tubuh, produksi antibodi dirangsang yang membuat tubuh siap untuk merespon infeksi SARS-CoV-2 hidup. Vaksin ini adalah adjuvanted (dengan aluminium hidroksida), untuk meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh. Vaksin sinovac diberikan 2 kali dengan dosis masing-masing 0,5ml, jarak pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua yaitu 2-4 minggu. Uji coba di Brasil menunjukkan bahwa dua dosis, yang diberikan dengan selang waktu 14 hari, memiliki kemanjuran 51% terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala, 100% terhadap COVID-19 yang parah, dan 100% terhadap rawat inap mulai 14 hari setelah menerima dosis kedua.
Vaksin sinovac sudah dinilai data kualitas keamanan, dan keefektifan vaksin secara menyeluruh dan sudah direkomendasikan penggunaannya oleh SAGE untuk orang berusia 18 tahun keatas. Ada beberapa orang yang tidak direkomendasikan oleh WHO menerima vaksin sinovac ini yaitu orang yang memiliki alergi terhadap vaksin (anafilaksi vaksin) apapun, orang yang sedang terkena COVID-19 harus menunggu sampai isolasi terpenuhi, dan orang yang dengan suhu tubuh diatas 38,5 ° C who.int (2021) .Vaksin sinovac memiliki beberapa efek samping nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan, demam , badan terasa lelah, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah. Efek samping biasanya hanya dirasakan dalam 1-2 hari saja Alodokter.com (2021) , namun perlu diingat efek samping tidak selalu dirasakan.
- Astrazeneca
Vaksin Astrazeneca mengandung virus yang telah dilemahkan untuk mengajari tubuh menghasilkan protein yang akan memicu respons sistem imun. Dari situ, tubuh dapat membuat antibodi untuk melawan infeksi virus Covid-19 yang masuk ke tubuh di kemudian hari. Vaksin Astrazeneca diberikan 2 kali dengan dosis masing-masing 0,5ml, jarak pemberian dosis pertama dan dosis kedua yaitu 8-12 minggu. Vaksin Astrazeneca melawan COVID-19 memiliki kemanjuran 63,09% terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Interval dosis yang lebih lama dalam rentang 8 hingga 12 minggu dikaitkan dengan keefektifan vaksin yang lebih besar. Vaksin Astrazeneca memiliki 2 versi yang diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India – telah terdaftar untuk penggunaan darurat oleh WHO. Vaksin ini telah ditinjau oleh European Medicines Agency (EMA). EMA telah menilai secara menyeluruh data tentang kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin dan telah merekomendasikan pemberian izin edar bersyarat untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin Astrazeneca tidak direkomendasikan untuk orang yang memiliki alergi terhadap komponen vaksin ini dan orang berusia di bawah 18 tahun who.int (2021) . Vaksin Astrazeneca memiliki beberapa efek samping nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan, demam , badan terasa lelah, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah Alodokter.com (2021) , efek samping ini biasanya dirasakan 1-2 hari dan setelah menerima vaksin Astrazeneca biasanya dianjurkan meminum paracetamol untuk mengurangi efek samping tersebut, namun perlu diingat efek samping tidak selalu terjadi di semua orang.
Apa perbedaan Vaksinasi Program dan Vaksinasi Gotong Royong?
Terdapat dua jenis proses vaksin COVID-19 untuk masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Vaksinasi Program dan Vaksinasi Gotong Royong. Kita perlu memahami dua jenis ini karena perbedaannya akan mempengaruhi penerimaan vaksin COVID-19. Kita bahas satu per satu berdasarkan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 dan 19 TAHUN 2021 (covid.go.id, 2021).
Vaksinasi Program adalah vaksinasi untuk masyarakat Indonesia yang pendanaannya ditanggung pemerintah. Masyarakat penerima vaksin COVID-19 dalam Vaksinasi Program tidak dipungut biaya. Saat ini, vaksin COVID-19 yang digunakan dalam Vaksinasi Program di Indonesia adalah dua jenis vaksin yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dikutip dari covid19.go.id (2021), vaksin lain yang akan digunakan adalah Novavac dan Pfizer. Pelaksanaan Vaksinasi Program dapat dilakukan di Puskesmas, klinik, rumah sakit, unit pelayanan kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan, pos pelayanan Vaksinasi COVID-19, atau fasilitas kesehatan lain yang memenuhi syarat.
Sementara itu, Vaksinasi Gotong Royong adalah vaksinasi yang ditujukan untuk individu yang pendanaannya ditanggung sendiri. Selain itu vaksinasi jenis ini juga ditujukan kepada karyawan/karyawati, keluarga, dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung badan hukum/badan usaha. Jadi, badan usaha/badan hukum akan mendata karyawan/karyawati, keluarga, dan individu lain terkait dalam keluarga untuk dilaporkan pada Vaksinasi Gotong Royong dan akan membiayainya. Pemerintah sudah menetapkan bahwa jenis vaksin yang digunakan dalam Vaksinasi Gotong Royong ini harus berbeda dengan jenis vaksin dalam Vaksinasi Program. Jadi, baik Astrazeneca, Sinovac, Novavac, maupun Pfizer, tidak akan digunakan dalam Vaksinasi Gotong Royong. Rencananya vaksin jenis Sinopharm dan Cansino akan digunakan pada vaksinasi ini (covid19.go.id, 2021). Namun, masih berdasarkan sumber yang sama, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, menyatakan, “…vaksin yang didapatkan dari hibah dengan merek yang sama dengan program Gotong Royong, bisa digunakan untuk vaksinasi program pemerintah”. Prosesnya hanya dapat dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta/ masyarakat yang bukan merupakan lokasi pelaksanaan Vaksinasi Program. Jika Vaksinasi Gotong Royong akan dilaksanakan di lokasi Vaksinasi Program, pelaksanaan Vaksinasi Program harus diberhentikan terlebih dahulu. Biaya yang harus dibayarkan oleh badan usaha/badan hukum akan ditetapkan oleh Menteri. Baik Vaksinasi Program maupun Vaksinasi Gotong Royong, setiap individu yang telah melaksanakannya akan mendapatkan sertifikat vaksin.
Berapa banyak masyarakat yang sudah divaksin?
Berdasarkan data per 24 Juli 2021, vaksinasi di Indonesia telah memiliki target sasaran 208.265.720 jiwa
penerima vaksinasi 1
44.107.926 jiwa
penerima vaksinasi 2
17.475.996
Penulis
Basilia Faras A.
Ramadhanti Dhea U.
Editor
Fadia Nisya P.