Definisi
Psychological First Aid (PFA) merupakan sebuah respons yang bersifat manusiawi dan suportif kepada sesama manusia yang sedang menderita atau memerlukan dukungan (Sphere, 2011). Dalam mempraktikkan PFA, perlu adanya rasa empati kepada penyintas. Empati berasal dari kata pathos dalam bahasa Yunani pathos yang berarti perasaan mendalam. Empati merupakan keadaan psikologis di mana seseorang menempatkan pikiran dan perasaannya ke dalam pikiran dan perasaan orang lain yang dikenal maupun orang yang tidak dikenal (Hasyim & Farid, 2012)
Kenapa empati itu perlu?
Tidak hanya dalam praktik PFA, rasa empati juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seseorang sebab rasa empati yang tinggi tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang sekitar. Dikutip dari Alodokter (2020), berikut alasan diperlukannya rasa empati
- Empati dapat membangun hubungan sosial
Empati membuat seseorang dapat memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain. Dengan demikian, ia akan terlatih untuk berperilaku dan memberikan respons yang sesuai dengan segala situasi dalam hubungan sosial - Regulasi emosi
Lebih peka dan berempati pada permasalahan orang lain menyebabkan seseorang tidak mudah merasa marah dan cenderung terhindar dari distress - Melatih perilaku tolong-menolong
Ketika seseorang berempati terhadap permasalahan orang lain, ia akan membayangkan bagaimana rasanya dalam posisi tersebut. Hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang dapat menyelesaikan permasalahan orang tersebut. Dengan begitu, rasa empati akan menuntun ke perilaku tolong menolong.
Setelah mengetahui apa itu itu empati dan urgensi keberadaan empati dalam kehidupan sehari – hari terutama dalam setting bencana, kita perlu memahami juga bahwasannya empati sendiri juga memiliki komponen serta jenis – jenisnya tersendiri lho. Secara garis besar, perilaku empati memiliki 3 komponen perilaku yakni Emotional empathy (merasakan perasaaan orang lain), Empathic accuracy (mempersepsikan pikiran orang lain), dan Empathic concern (mempertimbangkan well-being orang lain) (Branscombe dan Baron, 2017).
Kemudian, jenis – jenis empati dijelaskan oleh Baron-Cohen & Wheelwright dalam Fauziah (2014) yang membagi empati ke dalam dua perspektif yakni empati afektif dan empati kognitif. Berikut penjelasannya:
- Empati Afektif
Perspektif ini menilai bahwa empati dapat dilihat dari besar kecilnya respon pengamat terhadap emosi yang dirasakan oleh orang lain. Empati afektif ini juga dapat dibagi lagi kedalam 4 jenis yakni: 1) perasaan yang sesuai dengan orang yang diamati; 2) perasaan sesuai dengan kondisi emosional orang lain; 3) merasakan emosi kontras atau emosi yang berbeda dengan emosi yang terlihat dan; 4) perasaan menjadi satu untuk perhatian pada penderitaan orang lain.
- Empati Kognitif
Perspektif ini melihat bahwa empati merupakan proses pemahaman adanya perbedaan antara keadaan diri sendiri dengan keadaan mental orang lain. Sehingga dapat dicontohkan misalkan kita merasakan perasaan orang lain dari sudut pandang logis dari orang lain.
Selain dua jenis atau prespektif empati di atas, dilansir dari Voi.id (2021) jenis lain dari empati di antara lain: 1) Empati emosional yang biasanya dimiliki oleh anak – anak; 2) Empati welas asih atau empati yang disertai tindakan; 3) Empati somatik atau kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain secara fisik, misalnya dapat merasakan atau membayangkan sakit yang diderita oleh ibu yang sedang melahirkan; 4) Empati spiritual atau yang biasa dikenal sebagai hubungan dengan makhluk tertinggi yang diperoleh dengan meditasi atau kepercayaan masing – masing.
Lalu bagaimana sih membangun empati dalam setting psychological first aid atau PFA? Secara garis besar, dalam melakukan empati tidak ada batasan atau aturan tertentu yang khusus dalam setting. Pada dasarnya empati sendiri memerlukan adanya kemampuan mendengar, memahami, dan peduli terhadap sekitar. Empati sendiri juga dapat dilatih setiap harinya.
Pada penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa empati menjadi hal yang mendasar dalam pemberian dukungan PFA. Dalam praktiknya sendiri, empati diekspresikan untuk dukungan psikososial dengan kalimat – kalimat seperti :
“Saya memahami kondisi dan kekhawatiran anda dalam keadaan yang seperti ini…”
“Saya memahami bahwa anda memiliki perasaan seperti…. karena…. “
“Saya menyadari bahwa reaksi yang anda miliki merupakan reaksi yang wajar dalam kondisi seperti ini…. “
“Dengan kondisi anda yang … bantuan seperti apa yang anda harapkan dari kami …”
“Saya hanya ingin anda tahu bahwa saya ada disini untuk menemani dan memahami apa yang anda… mari kita cari solusinya bersama…” dan kalimat hangat lain yang sejenis (IPKI Indonesia, 2020). Usahakan dalam melakukan empati khususnya untuk setting PFA, kalimat yang disampaikan benar – benar tulus, tidak menimbulkan harapan palsu bagi para penyintas, dan yang paling penting tidak mengganggu kenyamanan penyintas. Kita juga harus memahami kembali bahwasannya tidak semua penyintas dapat diperlakukan dan membutuhkan empati dalam tingkat yang sama sehingga kita tetap melihat kondisi penyintas terlebih dahulu.
Sebagai penutup, teruslah melatih diri untuk membangun rasa empati terutama pada lingkungan sekitar kita dengan cara melatih kemampuan mendengarkan, memahami kondisi dan emosi, serta peduli terhadap sesama. Dengan rasa empati yang sudah kita latih dan punya dapat bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri, orang terdekat, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Referensi
Branscombe, N.R. dan Baron, R.A.(2017) Social Psychology (4th Ed.).Pearson
Fauziah, N. (2014). Empati, persahabatan, dan kecerdasan adversitas pada mahasiswa yang sedang skripsi. Jurnal Psikologi, 13(1), 78-92.
Hasyim, M. M. (2012, April 1). Cerita Bertema Moral Dan Empati Remaja Awal. Neliti. https://www.neliti.com/id/publications/127039/cerita-bertema-moral-dan-empati-remaja-awal#cite
IPKI Indonesia. (2020). Dukungan Psikologis Awal (Psychological First Aid – PFA) Jarak Jauh
selama pandemi COVID-19 [Ebook] (2nd ed.). IPKI Indonesia. Retrieved 30 September 2021, from https://ipkindonesia.or.id/media/2020/04/Remote-PFA-IFRC-Bahasa-Indonesia.pdf.
Memahami Arti, Ciri-Ciri, dan Manfaat Empati. (2021, August 12). Alodokter. https://www.alodokter.com/memahami-arti-ciri-ciri-dan-manfaat-empati
S. (2021, April 14). The Sphere Handbook becomes available in Brazilian Portuguese. Sphere. https://spherestandards.org/sphere-handbook-2018-portuguese/
VOI. (2021). 5 Jenis Sikap Empati yang Perlu Dipraktikkan saat Ini. VOI – Waktunya Merevolusi
Pemberitaan. Retrieved 30 September 2021, from https://voi.id/lifestyle/28739/5-jenis-sikap-empati-yang-perlu-dipraktikkan-saat-ini.
World Health Organization. (2017, October 3). mhGAP training manuals for the mhGAP intervention guide for mental, neurological and substance use disorders in non-specialized health settings. https://apps.who.int/iris/handle/10665/259161?mode=simple