Yuk, Ketahui Demensia dan Penanganannya!

Apa itu demensia?

Berdasarkan situs resmi WHO (2021), demensia merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Umumnya, demensia merupakan konsekuensi akibat proses penuaan biologis. Demensia dapat mengganggu beberapa fungsi kognitif, seperti daya ingat, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian. Selain itu, demensia juga dapat berpengaruh pada kontrol emosi, suasana hati, dan motivasi. Perlu diketahui juga bahwa demensia merupakan penyebab kematian tingkat ketujuh dari seluruh penyakit. Pada tahun 2015, diperkirakan penderita demensia mencapai 47 juta orang dan diperkirakan meningkat hingga 131 juta orang pada tahun 2050 (ADI, 2015).

 

Tahapan gejala penderita demensia

Pengaruh demensia pada setiap orang berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan, fungsi kognitif, dan beberapa faktor lain. Gejala yang dialami juga berbeda-beda sesuai dengan tipe demensia yang diderita. Namun, dilansir dari WHO (2021), terdapat tiga tahap gejala umum terkait dengan demensia.

  • Early Stage

Tahap ini mungkin sering diabaikan karena onset yang bertahap. Beberapa gejala umum pada early stage adalah kelupaan, lupa waktu, dan tersesat di tempat yang familiar.

  • Middle Stage

Ketika demensia sudah berkembang ke tahap ini, tanda-tanda dan gejala menjadi lebih terlihat jelas. Beberapa gejala yang terjadi pada middle stage, misalnya menjadi pelupa tentang nama orang dan peristiwa-peristiwa yang baru terjadi, mengalami peningkatan kesulitan dalam berkomunikasi, dan bertanya berulang-ulang.

  • Late Stage

Late stage merupakan salah satu bentuk ketergantungan total dan ketidakaktifan. Gejala fisik dan gangguan memori serius semakin terlihat jelas. Misalnya, menjadi semakin tidak menyadari waktu dan tempat, kesulitan mengenali orang terdekat, mengalami kesulitan berjalan, dan mengalami perubahan perilaku seperti agresi.

 

Bisakah demensia dicegah secara alami?

Sebenarnya tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia, tetapi ada bukti bahwa gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko demensia ketika tua nanti (NHS UK, 2020). Gaya hidup sehat juga dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung. Penyakit-penyakit tersebut merupakan faktor risiko penyakit dari dua jenis demensia yang paling umum, yaitu Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer’s Society: United Against Dementia merekomendasikan beberapa cara hidup sehat, seperti:

  1. Physical activity
    Melakukan aktivitas fisik secara teratur menjadi salah satu langkah terbaik untuk mengurangi risiko demensia. Selain itu, aktivitas fisik  juga berdampak baik untuk kesehatan jantung, sirkulasi darah, berat badan, dan kesehatan mental. Terdapat dua jenis utama aktivitas fisik yaitu aerobic activity dan strength-building activity. Setiap jenis aktivitas fisik tersebut memiliki dampak yang berbeda untuk tubuh, tetapi kombinasi dari keduanya akan membantu mengurangi risiko demensia.
  2. Eating healthily
    Makan makanan yang sehat dan seimbang memungkinkan untuk mendapat nutrisi yang dibutuhkan oleh otak sehingga dapat mengurangi risiko demensia. Ditemukan juga bukti yang menunjukkan bahwa diet kaya buah, sayuran, sereal, rendah daging merah, dan gula dapat membantu mengurangi risiko demensia. Berikut beberapa rekomendasi makanan sehat:

      • Konsumsi makanan yang mengandung tepung gandum utuh di sebagian besar makanan.
      • Makan lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan
      • Konsumsi ikan secara teratur, terutama jenis berminyak seperti salmon dan mackerel.
      • Gunakan minyak nabati untuk memasak dan cobalah untuk menghindari lemak padat seperti mentega atau lemak babi.
      • Batasi jumlah konsumsi garam dalam makanan.
  3. Don’t smoke
    Merokok dapat meningkatkan risiko jauh lebih tinggi untuk terkena demensia. Merokok merusak sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terutama pembuluh darah di otak, jantung, dan paru-paru. Semakin dini seseorang berhenti merokok, maka akan semakin banyak kerusakan otak yang dapat dihindarinya.
  4. Drink less alcohol
    Konsumsi alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan risiko terkena demensia. Jika seseorang secara teratur minum alkohol, cobalah untuk mengonsumsinya dalam batas yang disarankan. Hal tersebut karena minum terlalu banyak alkohol pada satu waktu membuat otak terpapar bahan kimia berbahaya tingkat tinggi. Apabila belum pernah mengonsumsi alkohol, sebaiknya jangan coba untuk memulainya.
  5. Stay mentally and socially active
    Terlibat dalam aktivitas mental atau sosial dapat membantu membangun kemampuan otak untuk mengatasi penyakit, menghilangkan stres dan memperbaiki suasana hati. Oleh karena itu, terlibat aktif dalam aktivitas mental dan sosial dapat membantu menunda dan bahkan mencegah berkembangnya demensia. Bentuk aktivitas mental dan sosial, seperti kegiatan volunteering, membaca buku, bermain alat musik, bernyanyi, melakukan aktivitas seni dan kerajinan, belajar bahasa baru, serta menulis buku harian. Selain itu, berinteraksi dengan orang lain secara online maupun secara langsung juga dapat melatih keterampilan mental sehingga penting untuk mencoba tetap berhubungan dengan orang-orang yang berarti, seperti teman dan keluarga.
  6. Take control of your health
    Seiring bertambahnya usia, biasanya seseorang cenderung mulai mengembangkan kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terkena demensia. Salah satu langkah untuk menghindari hal tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

 

Perawatan bagi penderita demensia
Hingga saat ini, demensia termasuk penyakit yang belum dapat disembuhkan dan hanya mampu dibantu dengan treatment tertentu. Selain itu, belum ditemukan pula obat-obatan yang secara spesifik digunakan untuk penyembuhan demensia. Dalam membantu perawatan demensia, keluarga dan caregiver penderita dapat melakukan hal-hal berikut (WHO, 2021):

  1. Diagnosis sedini mungkin
    Pemeriksaan demensia lebih awal akan membantu perawatan penderita dan mempermudah kegiatan caregiver. Bantuan yang diberikan lebih awal tentu akan sangat berarti bagi kehidupan penderita demensia. Keluarga penderita juga perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional dan merencanakan pengeluaran finansial sesegera mungkin agar perawatan dapat lebih terarah.
  2. Pengobatan untuk penyakit fisik
    Dalam mengatasi gejala fisik yang dialami penderita, obat-obatan dapat mengurangi intensitas gejala dalam jangka waktu pendek. Jenis obat yang kerap kali dikonsumsi penderita demensia adalah acetylcholinesterase inhibitors dan memantine. Acetylcholinesterase inhibitors mampu mengurangi gejala demensia dengan mencegah enzim memecah zat asetilkolin yang berperan untuk membantu komunikasi antar sel saraf. Sementara itu, memantine dapat dikonsumsi bagi penderita yang intolerant  terhadap acetylcholinesterase inhibitors. Memantine menghalangi efek glutamat berlebihan yang mampu merusak otak dan saraf.
  3. Penanganan perubahan perilaku
    Perubahan perilaku penderita demensia dapat ditangani menggunakan treatment tertentu (NHS UK, 2020). Terapi stimulasi kognitif merupakan salah satu bentuk penanganan yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat, kemampuan problem solving, dan kemampuan berbahasa. Selain itu, terdapat rehabilitasi kognitif yang mengutamakan pembelajaran untuk mengoperasikan benda tertentu. Rehabilitasi kognitif baik dilakukan pada tahap awal demensia.
  4. Optimalisasi kesehatan
    Agar perawatan lebih maksimal, pihak keluarga dan caregiver perlu mengoptimalkan kesehatan fisik, kognisi, dan kesejahteraan (well-being) penderita. Hal ini dapat dilakukan dengan memerhatikan keselamatan penderita di dalam rumah. Caregiver perlu memantau asupan obat-obatan, membatasi akses penderita terhadap barang berbahaya seperti senjata dan risiko kebakaran di area dapur, serta mobilitas penderita.

 

Penulis : Faizah Imani Nouriza, Ivana Galuh Paramita

Editor : Basilia Faras Adriana

 

Daftar Pustaka

World Health Organization (WHO). (2021, September 2). Dementia. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia

 

Alzheimer’s Disease International (ADI). (2015, August). World alzheimer report 2015: The global impact of dementia. An analyses of prevalence, incidence, cost and trends. https://www.alz.co.uk/research/WorldAlzheimerReport2015.pdf. 

 

NHS UK. (2020, June 26). Can dementia be prevented?. NHS website. https://www.nhs.uk/conditions/dementia/dementia-prevention/ 

 

NHS UK. (2020, June 26). What are the treatments for dementia?. NHS website. https://www.nhs.uk/conditions/dementia/treatment/

 

Alzheimer’s Society. (2021, November 25). How to reduce your risk of Alzheimer’s and other dementias. Alzheimer’s Society: United Against Dementia. https://www.alzheimers.org.uk/about-dementia/risk-factors-and-prevention/how-reduce-your-risk-alzheimers-and-other-dementias

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.