Dinamika Relawan: Peran dalam Siaga Bencana

Indonesia sebagaimana yang kita ketahui, merupakan negara yang rentan akan terjadinya bencana alam. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 3.056 peristiwa bencana alam di Indonesia selama periode 1 Januari–3 Oktober 2023. Mayoritas bencana yang terjadi adalah banjir, yaitu sebanyak 893 kejadian, diikuti dengan cuaca ekstrem dengan 861 kejadian (Annur, 2023). Bencana yang terjadi tidak hanya mengakibatkan kerugian berupa harta benda dan kerusakan lingkungan, tapi juga berdampak pada sisi psikologis korban bencana, bahkan memakan korban jiwa. Dengan banyaknya dampak yang timbul akibat bencana, perlu dikerahkan tenaga yang lebih untuk membantu para korban sesaat setelah bencana terjadi. Salah satunya dapat melalui pertolongan yang berasal dari para relawan. Nah, sebelum lanjut, tahukah kalian apa itu relawan bencana? read more

Get to Know: Lansia Siaga Bencana

Bencana merupakan keadaan krisis yang datangnya tidak pernah kita duga sebelumnya meskipun terjadi dalam proses yang panjang dan sudah dapat dikenali tanda-tandanya ataupun terjadi secara cepat tanpa ada tanda-tanda. Seperti yang telah kita ketahui, bencana yang terjadi secara langsung memberikan dampak yang besar kepada masyarakat, seperti rusaknya lingkungan fisik dan infrastruktur; dampak biologis dan psikologis, terdapat korban luka dan kematian yang menyebabkan kedukaan; serta dampak sosial seperti tekanan ekonomi akibat hilangnya usaha atau pekerjaan dan kekayaan harta benda (Suwarningsih, 2019).  read more

Mengenal Resiliensi dan Altruisme pada Relawan Bencana

Teman-teman, pernahkah kalian menjumpai relawan bencana? Relawan umumnya turut membantu penyintas bencana secara sukarela. Pemberian bantuan secara sukarela tersebut termasuk sebagai perilaku altruisme. Lalu, kemampuan seperti apa yang diperlukan relawan saat memberikan bantuan secara sukarela dalam situasi yang begitu sulit? Sebelum membahas secara lebih jauh, yuk kita berkenalan dengan istilah altruisme dan resiliensi!

 Altruisme ditandai dengan adanya keinginan atau motivasi dari dalam diri untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan balasan (Baaron & Byrne, 2004, as cited in Melina et al., 2012). Individu dengan tingkat altruisme yang tinggi umumnya mampu berempati atau merasakan kondisi yang dialami orang lain. Selain itu, altruisme juga menggambarkan individu yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Berdasarkan penelitian oleh Rushton & Allen (1983), terdapat hasil bahwa relawan rupanya memiliki karakteristik altruisme yang lebih tinggi daripada individu nonrelawan. Altruisme pada relawan dapat ditinjau melalui adanya efikasi diri, standar moral yang tinggi, serta emosi yang cenderung stabil. read more

Menilik Urgensi Pendidikan Siaga Bencana di Sekolah

Teman-teman tahu nggak, sih, kenapa Indonesia rentan terkena bencana alam? Dilansir dari situs BNPB (2019), Indonesia memiliki gunung api aktif sebanyak 127, loh. Jadi, gunung-gunung api aktif ini adalah rangkaian dari pegunungan aktif yang disebut Ring of Fire. Nah, keberadaan Indonesia di area Ring of Fire itulah yang menyebabkan sering terjadinya bencana. 

Berdasarkan BNPB, 75 persen dari 479 ribu sekolah di Indonesia berada di kawasan rawan bencana (CNN Indonesia, 2019). Selain itu, sampai saat ini hanya 9 persen sekolah di Indonesia yang tercatat sudah mendapatkan pendidikan kebencanaan, baik yang sudah difasilitasi atau hanya sosialisasi (BNPB, 2019). Oleh karena itu, penting banget, nih bagi tenaga pendidik untuk memberikan pendidikan terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pendidikan mengenai kesiapsiagaan terhadap bencana dapat diterapkan di lingkungan sekolah ini punya beberapa tujuan, antara lain: read more

Apa itu Psikologi Kebencanaan?

Saat ini, psikologi dan pembahasannya merupakan hal yang sudah sangat tidak asing bagi sebagian besar orang, terutama orang-orang yang banyak berkutat di media sosial. Sama seperti psikologi, bencana merupakan hal yang sangat tidak asing dan pernah terjadi dalam pengalaman hidup sebagian besar penduduk dunia. Namun, bagaimana dengan psikologi kebencanaan? Apakah kamu pernah mendengar istilah ini? 

Sebagai penduduk negara Indonesia, tentunya kita sudah sering mendengar berita mengenai bencana yang terjadi di banyak penjuru daerah. Mulai dari gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, tsunami, dan seterusnya. Bencana alam dan kejadian-kejadian traumatis sejenis itu tentunya dapat menjadi penyebab adanya perubahan yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis individu maupun komunitas masyarakat terkait. Nah, dengan banyaknya dampak yang mungkin akan menimpa seorang individu maupun komunitas pasca terjadinya bencana, maka penting untuk memahami peran dari psikologi dalam menghadapi serta mengatasi dampak yang ada.  read more

Seputar Trauma: Sebuah Respons Emosional Pascakrisis

Pada setiap perjalanan hidup seorang manusia, tentu setiap orang akan mengalami bermacam-macam peristiwa dalam hidupnya. Tak terkecuali bertemu dengan peristiwa-peristiwa kurang mengenakkan yang dapat memengaruhi keadaan psikologis dan menyebabkan sedih, terluka, stres, dan lain sebagainya. Salah satu respons alami seorang manusia terhadap suatu hal yang kurang menyenangkan tersebut berupa munculnya trauma secara emosional. 

Menurut American Psychological Association (2022), trauma merupakan respons emosional terhadap kejadian yang buruk atau mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam. Penyangkalan dan perasaan terkejut (shock) adalah hal yang umum terjadi sesaat setelah mengalami kejadian tersebut. Reaksi jangka panjangnya meliputi munculnya emosi yang tidak dapat diprediksi, mengalami flashback, memiliki hubungan yang renggang, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual (American Psychological Association, 2022). Meskipun perasaan-perasaan tersebut normal, sebagian orang ternyata mengalami kesulitan dalam melanjutkan hidupnya setelah mengalami peristiwa traumatis tersebut, lho!  read more

PPM Mengajar dan Lingkungan: Bhavana Palamarta Nawasena

Divisi PPM Repsigama memiliki program mengajar dan lingkungan yang tahun ini dilaksanakan secara bersamaan, yaitu PPM Mengajar dan Lingkungan dengan tema Bhavana Palamarta Nawasena yang berarti memupuk tabiat baik untuk masa depan yang lebih cerah. Kegiatan PPM Mengajar berfokus pada pendidikan, sedangkan kegiatan PPM Lingkungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang nyaman, bersih, dan sehat. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan yang fundamental. Pertama, membantu anak-anak dalam menanamkan kebiasaan positif dalam diri mereka sejak dini. Kedua, mengajarkan anak-anak untuk melakukan self-improvement sehingga mereka dapat berkembang dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Ketiga, memotivasi anak-anak agar dapat menuntun perkembangan pribadi mereka menuju potensi yang optimal. Terakhir, selaras dengan semangat melestarikan alam, kegiatan ini mengajarkan anak-anak pentingnya melestarikan lingkungan melalui tindakan-tindakan konkret. read more

SEREAL: Seminar Relawan Psikososial A Way to Position Yourself in a Disaster Bersama Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D. dan Claudia Zulfiana, S.Psi.

Krisis merupakan kondisi berbahaya, genting, dan tidak diharapkan untuk terjadi yang memengaruhi banyak orang. Krisis dapat menimbulkan reaksi fisik, sosial, dan psikologis. Sementara itu, bencana didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa akibat faktor alam, non alam, dan manusia yang mengganggu kehidupan manusia. Dari perspektif psikologi, bencana dianggap sebagai gangguan yang dapat menyebabkan adanya disfungsi atau tekanan sehingga membutuhkan bantuan dari pihak eksternal untuk kembali pulih (Vacano dan Zaumseil, 2014). read more

Does Grief Affect Your Mental Health?

Is it OK to be sad when someone dies? Is it normal not to cry when grieving? Is crying a part of the grieving process? 

Banyak orang bertanya-tanya mengenai grief atau duka melalui pencarian di internet. Sebenarnya, duka itu apa, sih? Kenapa banyak orang masih mempertanyakan definisi ataupun bagaimana perasaan berduka yang sewajarnya itu? Apakah berduka dapat memberi dampak pada kesehatan mental kita? Masih banyak pertanyaan yang diajukan meskipun beragam jawaban sudah tersebar di situs pencarian. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk, simak artikel berikut ini! read more

 Introduction to Active Listening Skill

Active listening skill merupakan salah satu kemampuan yang mendukung relawan untuk melakukan psychological first aid. Menurut Rogers & Farson (1957), active listening merupakan suatu pendekatan untuk mencari tahu masalah yang mungkin dialami seorang individu ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Tujuan active listening sendiri adalah untuk merubah pandangan individu menjadi lebih positif, membawa kematangan emosional, mengurangi perilaku defensif, terbuka terhadap segala peristiwa yang dialami, lebih demokratis, dan mengurangi pandangan otoriter. Active listening bukan berarti mendengarkan keluh kesah atau masalah pribadi seorang individu dengan durasi yang lama. Secara sederhana, active listening berarti sebuah cara untuk mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang kerelawanan, active listening skill akan sangat berguna untuk melakukan psychological first aid pada penyintas bencana. Kemampuan tersebut dapat membantu penyintas menerima keadaan setelah mengalami musibah dan berperan dalam perkembangan emosional penyintas. Dengan demikian, bencana atau musibah yang dialami penyintas tidak membawa dampak negatif secara psikologis, tetapi justru membawa perkembangan yang positif dalam kepribadian penyintas.  read more