Voluntourism: A New Trend in Volunteering Program

Voluntourism ialah fenomena yang berasal dari Eropa dan Inggris yang kemudian berkembang ke wilayah lainnya, termasuk ke Asia (Alexander; Lo & Lee; Elliott, dalam Wearing & McGehee, 2013). Voluntourism terdiri dari dua kata, yaitu volunteer (sukarelawan) dan tourism (pariwisata). Sama halnya dengan bentuk kata yang digabung, voluntourism didefinisikan sebagai gabungan aktivitas kesukarelawanan dengan aktivitas pariwisata (Agoes & Agustiani, 2021). Secara keseluruhan, voluntourism merupakan pemfasilitasan para wisatawan untuk rekreasi, mempelajari elemen tradisional suatu perjalanan, sejarah, geografi, budaya, dan lingkungan di suatu tempat wisata sekaligus berkontribusi untuk wilayah tersebut (Agoes & Agustiani, 2021; Voluntourism.org, 2008). read more

Self Heating Food: Makanan disaat Darurat

Pernahkah kamu melihat self-heating food? Beberapa influencers, seperti Sisca Kohl dan Jerome Polin, sudah pernah mencoba dan mengulas self-heating food karena keunikannya. Jadi, seperti namanya, makanan self-heating food ini bisa panas dengan sendirinya tanpa api. Kok bisa? Yuk, kita bahas bersama!

  • Apa itu self-heating food?

Self-heating food merupakan makanan kemasan yang praktis, cepat, dan tidak memerlukan api maupun microwave. Berkat kepraktisannya, di Amerika Serikat, produk self-heating food ini telah dimanfaatkan oleh militer dan masyarakat yang gemar naik gunung, camping, dan aktivitas alam lainnya (Oliver-Hoyo, et al., 2009; Pawestri, 2021). Sebelumnya, pada tahun 1981, produk serupa lebih dikenal dengan istilah Meal, Ready-to-Eat (yang selanjutnya disingkat MRE) (Mason, et al., 1982.). Semasa tersebut, MRE dikembangkan oleh Amerika Serikat untuk keperluan militer di Vietnam. Selain itu, MRE juga didistribusikan kepada masyarakat di dalam kondisi darurat akibat bencana alam. read more

Peran Penyandang Disabilitas dalam Persiapan Tanggap Bencana

Ketika bencana melanda, semua orang menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri sesegera mungkin, tak terkecuali bagi para penyandang disabilitas. Akan tetapi, pada kenyataannya para penyandang disabilitas juga masih banyak yang belum mengetahui cara untuk membuat dirinya tetap berdaya saat dan setelah terjadi bencana, tidak hanya mengandalkan masyarakat non-difabel saja. Selain itu, kesadaran masyarakat akan adanya kelompok rentan yang harus diutamakan saat penanggulangan bencana seringkali masih kurang. Padahal, dalam UU No. 24 tahun 2007 sudah disebutkan bahwa masyarakat dengan disabilitas tergolong dalam kelompok rentan yang harus diperhatikan secara khusus ketika penyelamatan bencana. Karena tergolong dalam kelompok rentan, masyarakat dengan disabilitas itu jarang dilibatkan dalam persiapan tanggap darurat bencana. Banyak orang yang “tidak melihat” para penyandang disabilitas karena sistem yang ada sebelum terjadinya bencana menyulitkan mereka untuk terlibat (Dibley et al., 2021). read more

Kelekatan Emosional Dalam Hubungan Manusia: Attachment Style 

Kelekatan (attachment) merupakan ikatan emosional yang kuat antara dua orang. Kelekatan secara emosional dapat tumbuh seiring dengan kenyamanan fisik yang ditimbulkan oleh kedua manusia. Attachment seringkali diasosiasikan dengan hubungan romantis seseorang, tetapi sebenarnya attachment merupakan kelekatan yang muncul pada masa bayi dan kanak-kanak yang berasal dari hubungan anak dan orang tua. Namun, seiring berjalannya waktu kelekatan tersebut bisa tumbuh dan mendasari pola hubungan interpersonal pada masing-masing manusia. Ada beberapa ahli yang mengajukan pandangan-pandangan tentang pola kelekatan (attachment) pada manusia. Salah satu ahli yang mencetuskan jenis kelekatan berdasarkan perbedaam individual adalah John Bowlby dan Mary Ainsworth. Ainsworth menciptakan situasi asing (strange situation), yakni suatu metode observasi untuk mengukur kelekatan bayi berupa serangkaian perkenalan, perpisahan, dan reuni dengan pengasuh dan orang dewasa asing dalam urutan tertentu. Berdasarkan respons bayi dalam situasi asing, muncul beberapa jenis kelekatan sebagai berikut: read more

Pembahasan Teori Adler: Overcoming Feelings of Inferiority

Pernahkah kamu melihat media sosial orang lain dan berpikir “Dia keren banget, aku cuma remahan rengginang”? Hal seperti ini biasa kita kenal dengan merasa inferior. Menurut Cambridge Dictionary, inferior digunakan sebagai istilah saat kita merasa tidak pantas maupun tidak sepantas orang lain. 

Meskipun begitu, ini bukan suatu kelemahan yang harus dikhawatirkan. Adler (1939) menyatakan bahwa perasaan inferior pasti ada pada setiap individu, bahkan perasaan inilah yang membuat individu berusaha dan bekerja keras (Schultz & Schultz, 2013). Namun, saat perasaan inferior menjadi sangat intens sampai kamu tidak bisa mengatasinya, bisa saja akan berkembang menjadi yang namanya inferiority complex. read more

Langkah Penyelamatan Hewan Peliharaan dan Persiapannya Dalam Menghadapi Bencana

Teman-teman pasti pernah dengar bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana, kan? Seperti yang kita tahu, bencana dapat membahayakan keselamatan kita sehingga secara naluriah kita akan berusaha untuk menyelamatkan diri agar tidak terdampak secara fisik, seperti luka atau bahkan meninggal. Akibat terjadinya bencana, biasanya orang-orang akan merasa panik dan memprioritaskan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya agar bisa selamat. Tak jarang, saking paniknya menyelamatkan diri, para pemilik hewan peliharaan melupakan keselamatan hewan peliharaannya dan banyak yang belum mengetahui langkah apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan hewan peliharaannya dalam keadaan darurat. read more

Fase Psikologis Seseorang dalam Berduka menurut Kubler-Ross

Seseorang yang hidup pasti akan mati. Hal ini merupakan suatu kenyataan yang pahit tetapi pasti akan terjadi suatu hari nanti. Tidak ada seseorang yang bisa menangkal dan menghindari kematiannya. Perihal kematian akan selalu menjadi topik yang menyedihkan bagi setiap manusia, baik yang menjalaninya maupun orang-orang disekitarnya. Dalam psikologi, seorang tokoh menciptakan sebuah teori tentang fase-fase seseorang dalam menghadapi sebuah kematian. 

Kubler-Ross (1970) telah menemukan sebuah teori tentang kematian. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana seseorang melewati fase-fase menjelang kematian dari yang awalnya menolak keadaan tersebut hingga pada akhirnya bisa menerima keadaannya. Tahapan ini dibagi menjadi 5 fase perilaku dan pemikiran saat seseorang dihadapkan menjelang kematian.  read more

Put Yourself in Others’ Shoes

Definisi

Psychological First Aid (PFA) merupakan sebuah respons yang bersifat manusiawi dan suportif kepada sesama manusia yang sedang menderita atau memerlukan dukungan (Sphere, 2011). Dalam mempraktikkan PFA, perlu adanya rasa empati kepada penyintas. Empati berasal dari kata pathos dalam bahasa Yunani pathos yang berarti perasaan mendalam. Empati merupakan keadaan psikologis di mana seseorang menempatkan pikiran dan perasaannya ke dalam pikiran dan perasaan orang lain yang dikenal maupun orang yang tidak dikenal (Hasyim & Farid, 2012) read more

Mengenal Urgensi PFA dalam Setting Bencana

Teman-teman pasti sudah tidak asing dengan istilah P3K. Ya benar P3K merupakan pertolongan pertama pada korban secara fisik dan medis. Namun, apakah teman-teman tahu bahwa ada juga pertolongan pertama bagi penyintas atau korban dari sisi psikologi nya? Pada artikel ini repsigama akan memperkenalkan tentang pertolongan pertama psikologi bagi korban maupun penyintas . Pertolongan pertama psikologi biasa disebut PFA (psychological first aid). PFA sendiri sering diaplikasikan pada setting bencana alam. Lebih jelasnya lagi, akan dibahas pada sub bab berikutnya. Jangan lupa dibaca sampai akhir yaa!! read more

Recap Kelas Tagana x Logistik with Mas O

Kegiatan kerelawanan meliputi beberapa aspek yang perlu dipelajari yaitu prosedur kerelawanan, building rapport, serta manajemen diri, dan anggota relawan lain saat berada di lokasi bencana. Menjadi relawan merupakan hal yang spontanitas karena bencana terjadi secara tiba-tiba. Namun, bukan berarti kita dapat melakukan penerjunan secara tiba-tiba dan tanpa persiapan. Sebagai relawan, kita harus mempersiapkan dasar-dasar dari kerelawanan agar saat di lokasi bencana kita dapat membantu penyintas serta mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan secara optimal. read more