Kenali Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus

Teman-teman, apakah kalian tahu, berapa jumlah gunung api aktif di Indonesia? Dilansir dari web resmi MAGMA Indonesia (2021), Indonesia tercatat memiliki gunung berapi aktif terbanyak di dunia, sebanyak 127 gunung api aktif (69 di antaranya dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), sekaligus menjadi peringkat pertama jumlah korban jiwa terbanyak akibat letusan gunung api, lho! Ternyata banyak, ya! Dengan begitu, masyarakat yang tinggal di daerah sekitar gunung api akan selalu memiliki ancaman bahaya. read more

Menggeledah Isi P3K

Dalam penanganan bencana yang bersifat preventif, terdapat banyak kebutuhan yang dapat kita persiapkan lebih awal, salah satunya adalah first aid kit atau P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). Teman-teman mungkin sudah pernah mendengar istilah tersebut, kan? Berdasarkan laman Hello Sehat Kemenkes RI (2021), P3K merupakan upaya pertolongan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum pertolongan medis lebih lanjut. P3K memiliki peran penting dalam keadaan darurat, terutama saat bencana atau kecelakaan yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menimbulkan korban luka. P3K hadir dalam bentuk kotak atau tas portabel. Perlu diperhatikan bahwa kotak atau tas P3K harus berada pada tempat yang mudah dijangkau. Umumnya, P3K ditandai dengan tanda palang merah (tanda plus).  read more

Mengenal Alat Deteksi Bencana Alam

Bagaimana sih cara mengurangi atau bahkan mencegah adanya korban jiwa yang disebabkan oleh bencana alam? Salah satunya adalah dengan adanya deteksi dini bencana alam! Gempa bumi dan tsunami dapat deteksi lebih awal dengan beberapa teknologi yang ada. Penasaran seperti apa? Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang alat-alat tersebut, yuk langsung saja ke yang pertama.

=&0=& 

Seismograf, atau yang biasa disebut dengan seismometer, merupakan instrumen yang digunakan untuk mendeteksi dan merekam gempa bumi (United States Geological Survey, n.d.). Secara umum, seismograf terdiri dari sebuah massa yang terpasang pada sebuah dasar. Saat terjadi gempa bumi, dasar tersebut akan bergoyang, sedangkan massanya tidak sehingga pergerakan inilah yang akan ditransformasi menjadi aliran listrik. Setelah itu, aliran listrik akan direkam pada kertas, perekam magnetik, ataupun pada media rekam lainnya. Rekaman ini tidak hanya proporsional dengan pergerakan massa relatif seismometer terhadap bumi, tetapi juga secara matematika dapat dikonversikan menjadi sebuah rekaman pergerakan absolut tanah (United States Geological Survey, n.d.).

  • Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 

    Sistem ini terdiri dari beberapa alat ukur, termasuk tide gauge, jaringan CCTV, jaringan GPS, dan juga radar tsunami (Zakiah, 2021). Tide gauge merupakan alat pengukur pasang surut air laut yang biasanya ditempatkan di pantai untuk mengetahui keberadaan tsunami di pantai. Jaringan CCTV digunakan untuk memantau area pantai untuk melihat datangnya tsunami. Jaringan GPS berfungsi untuk menentukan posisi di permukaan bumi yang dinyatakan dengan koordinat geografis (garis bujur, garis lintang, dan ketinggian). Radar tsunami digunakan untuk mendeteksi datangnya tsunami dari jarak 150 kilometer di tengah laut hingga menuju pantai. Radar ini memancarkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk meningkatkan ketelitian dan konfirmasi terjadinya tsunami. InaTEWS juga memakai decision support system (DSS) untuk menghasilkan peringatan dini tsunami secara cepat dan akurat (Zakiah, 2021). DSS mengumpulkan semua informasi dari kelompok sensor untuk memutuskan apakah tsunami benar terjadi atau tidak.

  • Geohotspot BMKG 4.0 

    Geohotspot BMKG 4.0 merupakan sistem untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang sekaligus dapat memantau potensi sebaran kabut asap (Finaka, 2018). Sementara inovasi Geohotspot 4.0 memungkinkan BMKG mengidentifikasi titik panas secara lebih presisi dan real-time. Adapun inovasi Info BMKG 4.0 menjadikan informasi cuaca BMKG lebih presisi dan akurat dimana prediksi cuaca tidak hanya dalam skala provinsi maupun kabupaten namun hingga tingkat kecamatan maupun venue. Tingkat akurasi mencapai 85 – 100 persen (Rini, 2018).

  • Digital Enhanced Cordless Telecommunications (DECT) 

    Standar DECT pertama kali ditetapkan pada tahun 1992 yang dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunication Standard Institute). Penelitian telah dimulai pada tahun 1987 hingga berdirinya pertama kali. Awalnya, DECT dikenal sebagai Digital European Cordless Telephony yang berkembang menjadi Digital European Cordless Telecommunications. Dan pada tahun 1995, nama tersebut akhirnya diubah menjadi Digital Enhanced Cordless Telecommunications. Pada tahun 2007, standar baru untuk DECT diluncurkan (NG-DECT). Perbaikan berikutnya dilakukan pada tahun 2011 yang disebut DECT Ultra-low energy (DECT-ULE). Peningkatan ini menambahkan manfaatnya dalam kesehatan, baterai otomatis, pelacakan energi yang digunakan. DECT sering digunakan untuk telepon nirkabel di gedung-gedung dan telah membangun kehadiran yang kuat di pasar ini. Telepon nirkabel dengan standar ini biasanya terdiri dari stasiun pangkalan DECT dan satu atau lebih handset.

  • Multi Parameter Radar (MPR) 

    Multi Parameter Radar (MPR) bisa memberi peringatan dini  bila terjadi bencana dan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan serta membantu dalam perekaman data cuaca. Parameter Sistem Radar: Setelah pulsa energi elektromagnetik dipancarkan oleh radar, waktu yang cukup harus berlalu untuk memungkinkan sinyal gema kembali dan dideteksi sebelum pulsa berikutnya ditransmisikan. Oleh karena itu, PRT radar ditentukan oleh jarak terjauh dari target yang diharapkan. Jika PRT terlalu pendek (PRF terlalu tinggi), sinyal dari beberapa target mungkin tiba setelah transmisi pulsa berikutnya. Hal ini dapat mengakibatkan ambiguitas dalam rentang pengukuran.

  • INA TRITON Buoy 

    INA TRITON Buoy untuk memantau perubahan unsur cuaca di atas dan bawah laut. Teknologi desain, konstruksi, instalasi, dan pemulihan iklim pelampung (disebut Ina-TRITON) telah ditransfer dari insinyur MARITEC ke pihak Indonesia melalui pelatihan di JAMSTEC dan PUSPIPTEK, serta di R/V kedua negara (Mirai dan Baluna Jaya III). Dasar konstruksi pelampung pertama Ina-TRITON hampir selesai pada akhir TA 2011  dan akan dipasang di dekat Pulau Papua (titik jaringan internasional di dalam ZEE Indonesia, didukung oleh JAMSTEC sampai sekarang) pada bulan September 2012 oleh tim Indonesia di Baluna Jaya III.

  •   read more

    Kentongan: Sistem Peringatan Dini Tradisional

    Kentongan sudah ada sejak awal masehi dan di setiap daerah memiliki sejarah penemuan yang berbeda-beda. Seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), kentongan ditemukan pada masa kekuasaan Raja Anak Agung Gede Ngurah sekitar  abad  XIX. Sementara itu di Yogyakarta, kentongan (khususnya kentongan Kyai Gorobangsa) banyak digunakan pada masa kerajaan Majapahit. Kentongan dimanfaatkan di banyak aspek kehidupan, seperti pada masyarakat tani, kentongan digunakan  sebagai  alat  mengusir  hewan  yang  merusak  tanaman dan padi warga. Di daerah pedalaman, kentongan biasanya terdapat di surau-surau kecil yang digunakan sebagai penanda telah tiba waktunya sholat. Kentongan juga banyak digunakan pada saat bulan Ramadhan untuk membangunkan sahur, juga sebagai alat untuk mengiringi takbiran keliling. Seiring berjalannya waktu, kentongan semakin ramai dipakai di elemen penting masyarakat, seperti terdapat di balai desa, pos ronda, dan dipakai untuk alat ronda patroli keamanan keliling desa (Haryanto dkk, 2022). read more

    Yuk, Ketahui Demensia dan Penanganannya!

    Apa itu demensia?

    Berdasarkan situs resmi WHO (2021), demensia merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Umumnya, demensia merupakan konsekuensi akibat proses penuaan biologis. Demensia dapat mengganggu beberapa fungsi kognitif, seperti daya ingat, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian. Selain itu, demensia juga dapat berpengaruh pada kontrol emosi, suasana hati, dan motivasi. Perlu diketahui juga bahwa demensia merupakan penyebab kematian tingkat ketujuh dari seluruh penyakit. Pada tahun 2015, diperkirakan penderita demensia mencapai 47 juta orang dan diperkirakan meningkat hingga 131 juta orang pada tahun 2050 (ADI, 2015). read more

    Playing Games: A Fun Way to Improve your Brain’s Health

    Setiap orang tentu memiliki cara tersendiri dalam mengisi waktu luang, salah satu kegiatan yang banyak digemari adalah bermain games atau permainan. Bentuk permainan yang dapat kita pilih juga sangat beragam, seperti permainan tradisional, permainan papan, permainan kartu, hingga permainan yang dimainkan secara online melalui gawai. Canggihnya teknologi pada masa modern seperti sekarang juga menjadi sarana yang membantu perkembangan dunia games. Bermain games kerap kali dipilih karena bersifat menyenangkan dan memberi efek refreshing jika dilakukan setelah kegiatan yang melelahkan. Apabila dilakukan secara berlebihan, bermain games memang dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Akan tetapi, kita juga perlu mengetahui bahwa kehadiran permainan tertentu dapat memberikan dampak baik. Nah, ternyata terdapat beberapa permainan yang dapat mampu memberi efek baik bagi kesehatan otak dan pikiran kita. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini Repsigama akan membahas beberapa permainan yang dapat meningkatkan kesehatan otak. Silahkan disimak, teman-teman! read more

    The Importance of Help-Seeking Behavior

    Help-seeking behaviour adalah suatu komunikasi seseorang dengan orang lain, baik secara formal maupun informal, untuk mendapatkan bantuan dalam memahami, memberi informasi, dan memberi bantuan dalam menghadapi situasi atau masalah yang kompleks (Rickwood et al, 2005). Pada ranah psikologi, help-seeking behaviour merupakan proses koping adaptif sebagai upaya untuk mendapatkan bantuan eksternal dalam menangani masalah kesehatan mental (Rickwood & Thomas, 2012). Rickwood et al. (2005) mendefinisikan help-seeking behaviour dalam empat tahapan. Pertama, kesadaran dan kemampuan mengenali gejala terhadap masalah yang dihadapi dan menilai bahwa mungkin memerlukan intervensi dari orang lain. Kedua, mengungkapkan masalah yang dihadapi dengan penyampaian yang mudah dipahami orang lain. Ketiga, ketersediaan sumber bantuan dan dukungan dalam menangani masalah yang dihadapi. Keempat, kesediaan pencari bantuan untuk mengungkapkan masalahnya kepada sumber bantuan. read more

    Manfaat Workout bagi Kesehatan Mental

    Teman-teman pasti sudah sering mendengar atau membaca bahwa latihan fisik atau yang biasa kita kenal dengan istilah workout memiliki manfaat bagi fisik kita. Akan tetapi, apakah teman-teman tahu bahwa workout tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik saja, melainkan juga memengaruhi kesehatan mental kita?

    Nah, di artikel kali ini, Repsigama akan membahas mengenai beberapa manfaat workout bagi kesehatan mental yang bisa kita peroleh. Yuk, kita bahas bersama untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut! read more

    Introducing Neuro Arts Therapy: Sehat Mental Melalui Karya Seni

    Menurut laman Psychology Today (2022), neuro arts therapy adalah terapi kesehatan mental yang memanfaatkan aktivitas artistik sebagai kegiatan utama karena dianggap mampu memengaruhi otak, tubuh, dan perilaku. Metode terapi ini tidak menekankan seberapa baik hasil artistik yang diperoleh, melainkan kebebasan komunikasi klien yang ditunjukkan melalui bentuk artistik. Neuro arts therapy tentu sangat menarik untuk dibahas karena menggabungkan beberapa disiplin ilmu secara bersamaan, terutama ilmu psikologi, neuroscience, kesehatan, dan kesenian.  read more

    Voluntourism: A New Trend in Volunteering Program

    Voluntourism ialah fenomena yang berasal dari Eropa dan Inggris yang kemudian berkembang ke wilayah lainnya, termasuk ke Asia (Alexander; Lo & Lee; Elliott, dalam Wearing & McGehee, 2013). Voluntourism terdiri dari dua kata, yaitu volunteer (sukarelawan) dan tourism (pariwisata). Sama halnya dengan bentuk kata yang digabung, voluntourism didefinisikan sebagai gabungan aktivitas kesukarelawanan dengan aktivitas pariwisata (Agoes & Agustiani, 2021). Secara keseluruhan, voluntourism merupakan pemfasilitasan para wisatawan untuk rekreasi, mempelajari elemen tradisional suatu perjalanan, sejarah, geografi, budaya, dan lingkungan di suatu tempat wisata sekaligus berkontribusi untuk wilayah tersebut (Agoes & Agustiani, 2021; Voluntourism.org, 2008). read more