Take A Look! Mastering Basic Survival Skills for Crisis & Disaster

Beberapa waktu lalu, fenomena gempa bumi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada 8 Juni 2023 sempat menjadi perbincangan hangat warganet Twitter. Guncangan gempa bermagnitudo 6.1 begitu terasa di wilayah Yogyakarta, Solo, Kebumen, hingga wilayah Jawa Timur (BMKG, 2023). Guncangan terjadi sangat singkat dan tidak menimbulkan korban jiwa. Meskipun begitu, terjadinya bencana tentunya tetap menimbulkan kekhawatiran banyak masyarakat. Bagai pepatah mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, potensi dampak kerugian bencana tidak dapat diperkirakan secara pasti oleh siapapun. Dengan demikian, diperlukan kesiapsiagaan dan manajemen bencana yang tepat untuk meminimalisir kerugian yang akibat bencana.  read more

Everything You Need to Know about Early Warning System in Indonesia

Apakah kalian ingat? Baru-baru ini, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6 SR pada tanggal 8 Juni 2023. Pusat gempa tersebut berada di barat daya Pacitan, Jawa Timur. Guncangan dari gempa terasa sampai wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, lho! Nah, untungnya gempa tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami (CNN, 2023). Banyak orang yang merasa panik, khawatir, dan bertanya-tanya apakah akan terjadi gempa susulan. Hal itu tentunya sangat wajar untuk dialami oleh siapa pun yang merasakan getaran dari gempa itu.  read more

Survivors’ Psychological Responses to Disaster

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Pada umumnya bencana mengakibatkan dampak psikologi bagi penyintas bencana. Sebagian besar orang mengasumsikan bahwa dampak psikologis yang dialami oleh penyintas bencana alam adalah stres yang berat bahkan trauma akibat bencana. Namun, sebenarnya itu adalah reaksi yang wajar dialami oleh penyintas bencana atau bisa disebut reaksi normal pada peristiwa abnormal. Merasa sedih, kehilangan, tertekan, dan depresi merupakan respon alami manusia terhadap bencana dan tidak boleh dilabeli menjadi patologis kecuali terjadi secara berkepanjangan dan mengganggu aktivitas penyintas secara signifikan (Labadee & Bennett, 2012).  read more

Type of Disaster and Its Impact on Mental Health

Teman-teman tentu memahami bahwa terjadinya suatu bencana merupakan hal yang sangat merugikan. Bencana dapat menimbulkan kehancuran dan kehilangan, baik hilangnya harta benda hingga nyawa manusia. Berdasarkan United Nation International Strategy for Disaster Reduction (UN-IDSR) (2002), bencana didefinisikan sebagai gangguan serius terhadap fungsi masyarakat yang menyebabkan kerugian bagi penyintas, terutama aspek material, perekonomian, dan lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dengan sumber daya yang ada.
Dalam penanganan pascabencana, kesehatan mental menjadi isu yang belum banyak diperhatikan karena kurangnya kesadaran masyarakat. Padahal, penelitian sebelumnya telah menemukan adanya hubungan antara bencana dan dampaknya bagi kesehatan mental. Makwana (2019) menyebutkan bahwa terjadinya bencana termasuk sebagai permasalahan global yang kompleks, bahkan terjadi setiap tahun dan berdampak bagi kesehatan mental serta kesejahteraan (well-being) manusia. Sejalan dengan kerugian pada bidang sosial dan ekonomi, penyintas juga mengalami ketidakstabilan mental (mental instability) yang dapat mengganggu kehidupan mereka kedepannya. read more