Menilik Urgensi Pendidikan Siaga Bencana di Sekolah

Teman-teman tahu nggak, sih, kenapa Indonesia rentan terkena bencana alam? Dilansir dari situs BNPB (2019), Indonesia memiliki gunung api aktif sebanyak 127, loh. Jadi, gunung-gunung api aktif ini adalah rangkaian dari pegunungan aktif yang disebut Ring of Fire. Nah, keberadaan Indonesia di area Ring of Fire itulah yang menyebabkan sering terjadinya bencana. 

Berdasarkan BNPB, 75 persen dari 479 ribu sekolah di Indonesia berada di kawasan rawan bencana (CNN Indonesia, 2019). Selain itu, sampai saat ini hanya 9 persen sekolah di Indonesia yang tercatat sudah mendapatkan pendidikan kebencanaan, baik yang sudah difasilitasi atau hanya sosialisasi (BNPB, 2019). Oleh karena itu, penting banget, nih bagi tenaga pendidik untuk memberikan pendidikan terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pendidikan mengenai kesiapsiagaan terhadap bencana dapat diterapkan di lingkungan sekolah ini punya beberapa tujuan, antara lain: read more

Does Grief Affect Your Mental Health?

Is it OK to be sad when someone dies? Is it normal not to cry when grieving? Is crying a part of the grieving process? 

Banyak orang bertanya-tanya mengenai grief atau duka melalui pencarian di internet. Sebenarnya, duka itu apa, sih? Kenapa banyak orang masih mempertanyakan definisi ataupun bagaimana perasaan berduka yang sewajarnya itu? Apakah berduka dapat memberi dampak pada kesehatan mental kita? Masih banyak pertanyaan yang diajukan meskipun beragam jawaban sudah tersebar di situs pencarian. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk, simak artikel berikut ini! read more

Type of Disaster and Its Impact on Mental Health

Teman-teman tentu memahami bahwa terjadinya suatu bencana merupakan hal yang sangat merugikan. Bencana dapat menimbulkan kehancuran dan kehilangan, baik hilangnya harta benda hingga nyawa manusia. Berdasarkan United Nation International Strategy for Disaster Reduction (UN-IDSR) (2002), bencana didefinisikan sebagai gangguan serius terhadap fungsi masyarakat yang menyebabkan kerugian bagi penyintas, terutama aspek material, perekonomian, dan lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dengan sumber daya yang ada.
Dalam penanganan pascabencana, kesehatan mental menjadi isu yang belum banyak diperhatikan karena kurangnya kesadaran masyarakat. Padahal, penelitian sebelumnya telah menemukan adanya hubungan antara bencana dan dampaknya bagi kesehatan mental. Makwana (2019) menyebutkan bahwa terjadinya bencana termasuk sebagai permasalahan global yang kompleks, bahkan terjadi setiap tahun dan berdampak bagi kesehatan mental serta kesejahteraan (well-being) manusia. Sejalan dengan kerugian pada bidang sosial dan ekonomi, penyintas juga mengalami ketidakstabilan mental (mental instability) yang dapat mengganggu kehidupan mereka kedepannya. read more