Introduction to Active Listening Skill

Active listening skill merupakan salah satu kemampuan yang mendukung relawan untuk melakukan psychological first aid. Menurut Rogers & Farson (1957), active listening merupakan suatu pendekatan untuk mencari tahu masalah yang mungkin dialami seorang individu ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Tujuan active listening sendiri adalah untuk merubah pandangan individu menjadi lebih positif, membawa kematangan emosional, mengurangi perilaku defensif, terbuka terhadap segala peristiwa yang dialami, lebih demokratis, dan mengurangi pandangan otoriter. Active listening bukan berarti mendengarkan keluh kesah atau masalah pribadi seorang individu dengan durasi yang lama. Secara sederhana, active listening berarti sebuah cara untuk mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang kerelawanan, active listening skill akan sangat berguna untuk melakukan psychological first aid pada penyintas bencana. Kemampuan tersebut dapat membantu penyintas menerima keadaan setelah mengalami musibah dan berperan dalam perkembangan emosional penyintas. Dengan demikian, bencana atau musibah yang dialami penyintas tidak membawa dampak negatif secara psikologis, tetapi justru membawa perkembangan yang positif dalam kepribadian penyintas.  read more

Take A Look! Mastering Basic Survival Skills for Crisis & Disaster

Beberapa waktu lalu, fenomena gempa bumi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada 8 Juni 2023 sempat menjadi perbincangan hangat warganet Twitter. Guncangan gempa bermagnitudo 6.1 begitu terasa di wilayah Yogyakarta, Solo, Kebumen, hingga wilayah Jawa Timur (BMKG, 2023). Guncangan terjadi sangat singkat dan tidak menimbulkan korban jiwa. Meskipun begitu, terjadinya bencana tentunya tetap menimbulkan kekhawatiran banyak masyarakat. Bagai pepatah mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, potensi dampak kerugian bencana tidak dapat diperkirakan secara pasti oleh siapapun. Dengan demikian, diperlukan kesiapsiagaan dan manajemen bencana yang tepat untuk meminimalisir kerugian yang akibat bencana.  read more

Everything You Need to Know about Early Warning System in Indonesia

Apakah kalian ingat? Baru-baru ini, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6 SR pada tanggal 8 Juni 2023. Pusat gempa tersebut berada di barat daya Pacitan, Jawa Timur. Guncangan dari gempa terasa sampai wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, lho! Nah, untungnya gempa tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami (CNN, 2023). Banyak orang yang merasa panik, khawatir, dan bertanya-tanya apakah akan terjadi gempa susulan. Hal itu tentunya sangat wajar untuk dialami oleh siapa pun yang merasakan getaran dari gempa itu.  read more

Survivors’ Psychological Responses to Disaster

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Pada umumnya bencana mengakibatkan dampak psikologi bagi penyintas bencana. Sebagian besar orang mengasumsikan bahwa dampak psikologis yang dialami oleh penyintas bencana alam adalah stres yang berat bahkan trauma akibat bencana. Namun, sebenarnya itu adalah reaksi yang wajar dialami oleh penyintas bencana atau bisa disebut reaksi normal pada peristiwa abnormal. Merasa sedih, kehilangan, tertekan, dan depresi merupakan respon alami manusia terhadap bencana dan tidak boleh dilabeli menjadi patologis kecuali terjadi secara berkepanjangan dan mengganggu aktivitas penyintas secara signifikan (Labadee & Bennett, 2012).  read more

Kelas Medis Internal Repsigama: Get to Know about First Aid (Bidai & Mitela)

Pertolongan Pertama 

Terdapat tiga tujuan utama dalam pertolongan pertama, yaitu berusaha agar korban tidak meninggal, mencegah cacat, serta memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan. Dalam pertolongan pertama, pemberi pertolongan disarankan untuk menggunakan alat perlindungan diri (APD) supaya tubuh terlindungi dari kontaminasi kuman, bakteri, atau virus dari lingkungan. Selain itu, terdapat beberapa alat P3K standar yang harus tersedia, seperti kassa, NaCL (membersihkan luka), perban elastis, oksigen, selang oksigen, neck collar, masker resusitasi, dan mitela. read more

Dokumen Penting Dalam Siap Siaga Bencana

Bencana yang terjadi kerap menimbulkan dampak serius bagi manusia, salah satunya adalah kehilangan dan kerusakan harta benda maupun dokumen-dokumen penting. Dokumen-dokumen tersebut seringkali terlupakan untuk diselamatkan saat bencana terjadi (Utami dan Waskito, 2021). Padahal, Utami dan Waskito (2021) menerangkan bahwa penyelamatan dokumen merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena bukan hanya untuk menyelamatkan fisiknya saja, melainkan juga demi menyelamatkan informasi penting yang dikandungnya karena informasi tersebut memiliki nilai fungsi dan berkekuatan hukum yang dijadikan dasar atas kepentingan tertentu. read more

Tidak Melulu Mi Instan, Berikut Makanan yang Mampu Penuhi Gizi di Tempat Pengungsian Bencana

Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana, terutama bencana alam. Selama ini, saat terjadi bencana, bantuan pangan yang sering diberikan kepada para korban adalah mi instan. Padahal, mi instan tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi karena hanya sedikit mengandung protein, mineral, vitamin, dan serat. Selain itu, mi instan dapat menyebabkan penimbunan zat adiktif bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan jumlah yang banyak (Kencana, 2019). Menurut Bachtiar dan Karimah (2019), konsumsi mi instan dalam jangka waktu yang lama dapat pula berdampak pada keadaan psikologis penyintas, terutama pada penyintas yang memiliki kerentanan. Hal ini biasanya terjadi karena keterbatasan menu makanan yang perlahan menimbulkan rasa bosan dan stres bagi para penyintas. read more

Daerahmu Rawan Banjir? Yuk, Simak Mitigasi Banjir Berikut!

Banjir sudah menjadi sahabat karib masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun. Data GIS BNPB menunjukkan bahwa sepanjang 2023 telah terjadi 430 bencana banjir di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, banjir adalah peristiwa atau keadaan di mana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Menurut Supartini et al. (2017), banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi dan air laut pasang. Selain penyebab utama tersebut, banjir juga dapat disebabkan oleh permukaan tanah yang lebih rendah dari laut, lho! Bisa juga karena wilayah tersebut berada pada cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar yang sempit. Terdapat tiga jenis banjir, yaitu banjir genangan, banjir bandang, dan banjir rob (Supartini et. al, 2017). read more

Merajut Kembali Asa: Dukungan Psikososial untuk Anak di Wilayah Pengungsian Bencana

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. Meskipun menyimpan keindahan alam yang sangat luar biasa, Indonesia juga memiliki kurang lebih 129 gunung api aktif (termasuk dalam ring of fire). Selain itu, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, serta Pasifik. Tentunya, hal ini membuat Indonesia rentan mengalami bencana alam. Misalnya beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 November 2022, terjadi bencana gempa bumi dengan magnitudo 5,6 SR di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.  read more

Jangan Panik! Kenali Alternatif Alat Penerangan Darurat

Ternyata, Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana terbesar ketiga di dunia di bawah Filipina dan India, loh! Hal ini berdasarkan skor Indeks Risiko Global (WRI) yang diperoleh Indonesia, yaitu sebesar 41,46 poin di tahun 2021 pada World Risk Report 2022 dari 193 negara di dunia yang diterbitkan Entwicklung Hilft and the Institute for International Law of Peace and Armed Conflict at Ruhr University Bochum (IFHV) (Atwii, dkk., 2022).

Bencana-bencana yang terjadi sering kali menimbulkan dampak serius bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, seperti menimbulkan cedera pada tubuh hingga kehilangan anggota keluarga dan harta benda. Dalam menghadapi bencana, manusia harus mengungsi ke tempat yang lebih aman dari lokasi bencana untuk menyelamatkan hidupnya walaupun hanya membawa diri dan meninggalkan harta bendanya (BNPB, 2013). Keadaan di lokasi bencana juga kerap kali memprihatinkan. Menurut Henaldi pada Himmpas 2018, listrik terputus akibat adanya gangguan karena bencana, bentuk usaha meminimalisasi kerusakan pada alat listrik, maupun faktor keselamatan bagi warga sekitar. Akibatnya, jaringan telekomunikasi dan pencahayaan menjadi terganggu. Warga penyintas bencana harus bertahan dalam gelap sampai pasokan listrik tersalurkan ke pengungsian, seperti yang terjadi di pengungsian gempa Cianjur 2022 lalu (Ramadhan, 2022). read more